Cinta ku adalah hal yang teramat keramat. Ia berpendar dalam kelam, demi mengenyahkan anggapan takhayul akan keberadaannya

Ku sisipkan rayuan ku pada tampuk pikiran mu. Biar ketika kau tutup matamu, justru kau melihat ku. Agar jarak benua kian merapat erat

Karena ketika petang, ku menengadah menatap langit. Tampak bayang wajah mu menengahi pandangan. Pipi mu seakan merona tersusupi senja memerah

Apa yang kudapatkan? Kau menyajikan janji manis di atas sebuah wadah hubungan. Kulahap khidmat. Nikmat. Namun pada akhirnya, aku harus membayar dengan kekecewaan

Curahan Rasa Sepasang Sendal

Rindu ku memupuk langit kelam. Membenihkan jajaran kasih nan menjalar. Ia kini melebat tanpa debat. Membungakan gerimis yang menabur jendelamu

Namun ku tak ubah nya sepasang sendal. Aku tak pernah beranjak jikapun kau injak. Aku iringi tiap liku jalan yang kau lalui dengan keserian hati

Ku hela debu dan panas aspal jalanan. Ku simbah kubangan air bersemaikan lumpur lengket dan pekat. Kulakukan demi kau raih arah tujuan mu

Aku tak ubah nya sepasang sendal. Yang kau tinggal di luar. Teronggok sendiri penuh sendu, selepas kau tiba pada dia yang menjadi rumah mu

Modus

Cinta akan keram sebelum ia karam. Terhanyut tanpa daya, hingga hilang ditelan samudera ketidakpedulian

Namun tak ada guna kamu menangis. Tak perlu pula mengais kembali sisa-sisa harapan yang lama sudah terkubur waktu yang kian melumpur

Terpenting sekarang, terus saja kamu merajut untaian doa. Semoga kelak, wujud cinta mu yang telah mati itu bereinkarnasi. Lahir kembali sebagai sosok aku

Biarlah mantan tetap menjadi mantan. Namun biarkan ku menjadi terkasih bagi mu