Mata Hati Yang Mati

Gelitik sepi tak kunjung membuat ku mentertawai kesendirian. Gelak itu ditelan pundung yang merajam romansa dengan sembilu. Hanya perih kini tertinggal

Mata ku terbutakan oleh bisu kepatah hatian. Namun ia menggumamkan kenangan dalam tiap heningnya. Pengumbar memori berengsek! Tak pernah kah kau mengerti tuan mu?!

Ingin kuindahkan asa yang senantiasa terpanjat agar kau sisakan setempat hati mu untuk kujejaki riang

Hingga sama sekali tak ingin ku tersadar dari tiap lamunan. Biar lingkup kasih mu terus mendekap erat hela imaji ku

Abadi dalam riuhkan hati ku yang kini tak lagi bernyawa sepeninggal diri mu

Tinggalkan komentar