Peri-peri tak lagi hampiri tuk enyahkan perih-perih perihal masa lalu yang memalukan sekaligus memilukan. Aku menatap mu yang kini erat mendekapnya

Aku lah anai-anai kertas yang berandai-andai hinggap di luang rembulan. Namun kau berpaling pada debu yang menjadikannya tandus. Asa ku

Kunang kunang kenangan seakan meledek lirih dengan cahaya kehijauannya. Mengelilingi pusara masa lalu yang telah terkubur mati di bawah sana

Kenapa hal ini masih mendera ku?

Satu yang ku tahu, Cinta adalah entahlah. Susur tali tak berujung yang tak mengikat sebab. Semesta luas yang tak tersentuh pandangan akan alasan. Namun begitu, kita tetap nyaman akan kehadiran nya

Tinggalkan komentar